Lombok- Nusa Tenggara Barat,
merupakan kepulauan yang memiliki banyak pesona yang dikenal luas karena
keindahan jajaran pantai, bahkan kokohnya gunung menjulang tinggi dikawasan
tersebut. Terkenal dengan berbagai julukannya seperti destinasi wisata halal,
kota seribu masjid dan yang lainnya yang mampu menjadikannya icon wisata yang
luar biasa. Bahkan belakangan ini Lombok mampu menjadi pesaing untuk destinasi
sekelas Maldives yang di kenal dunia, memang tidak dapat dipungkiri deretan
pantainya memiliki daya tarik yang luar biasa, dengan keragaman pasir, atau
bahkan keragaman bentuk dari setiap pantai yang kebanyakan berada di
pulau-pulau kecil seperti yang sangat dikenal dengan sebutan Gili. Terdapat
banyak Gili yang akan sayang untuk dilewatkan ketika berkesempatan singgah di
Lombok. Bukan hanya itu pesona tidak hanya pada tampilan fisiknya, menilik
lebih kedalam kita akan tahu bahwa kekayaan buda dan seni menjadi penguat
pondasi kearifan wisata pulau Lombok. Berbagai warisan budaya dapat kita temui
sebagai bagian dari objak wisata yang sengaja disajikan, tetapi ada satu
buadaya yang tidak menjadi bagian objek wisata, hanya saja akan sangat
beruntung ketika dapat mengetahui betapa uniknya adat setempat.
Pernikahan memang bukan
menjadi abgian dari komoditas wisata di Lombok, tetapi terdapat warisan adat
yang unik didalamnya yang layak untuk kita ketahui, anggap saja ini nilai plus
untuk mengenal budaya dan sejarah setempat. Pada pernikahan ala Sasak ( suku
cikal bakal masyarakat Lombok) terdapat istilah prosesi kawin culik. Pertama
membaca atau mendengar kalimat “kawin culik” pasti yang terlintas adalah kawin
lari, memang proses terjadi nya sedikit mirip. Pada prosesi adat ini calon
pengantin wanita diculik oleh calon pengantin pria dan dibawa serta
disembunyikan beberapa waktu di rumah kerabat sang pria, karena merupakan
kebiasaan adat biasanya orang tua perempuan akan melaporkan kehilangan anaknya
kepada pemangku adat atau sesepuh adat setempat, setalah selang waktu tertentu
yang akan memberikan kabar berita kepada keluarga sang wanita adalah pemangku
adat atau bahkan lebih sering dilakukan langsung oleh orang tua calon pegantin
pria dengan mengatakan bahwa kedua anak
tersebut telah melakukukan kawin lari. Bersamaan dengan ini akan dilanjutkan
dengan adat “nyelabar” mengembalikan anak wanita dan sekaligus pertemuan
keluarga untuk membahas pernikahan. Menurut sejarahnya prosesi ini dilakukan untuk menghindari
wanita dibawa pergi orang lain sebelum menikah.
Prosesi pernikahan adat yang
unik ini hanya di lakukan dalam adat Sasak, dan saat ini prosesi ini mulai
jarang dilakukan, bukan karena masyarakat disana tidak lagi menjunjung tinggi
kebudayaan atau tidak mencintai adat, tetapi ini merupakan dampak signifikan
kemajuan masa kini. Banyak dari gadis dan perjaka Lombok pergi keperantauan
dalam berbagai alasan seperti pendidikan sampai pekerjaan di luar kawasan
Lombok, dan kondisi ini memungkinakan terjadinya perkenalan dan pernikahan dari
adat yang berbeda sehingga prosesi ini tdak selalu dilakukan dalam setiap
pernikahan di Lombok. Meskipun demikian untuk yang memegang teguh budaya akan
melakukannya dengan menjelaskan detail prosesi adat yang akan dilakukan dalam
pernikahan tersebut, tetapi memang tidak jarang pasangan dan keluarga yang
akhirnya mengambil prosesi paling simple dengan pernikahan bergaya modern.
Sebagai upaya mempertahankan keberadaan adat pernikahan saat ini sudah bukan
hal yang sulit untuk dilakukan, karena banyak sekali Wedding Organizer setempat
yang bersedia membantu mengkombine
perikahan modern tanpa meninggalkan prosesi adatnya, pada akhirnya pilihan
terletak pada yang akan menikah. Jadi mana pilihanmu?
Komentar
Posting Komentar